Minggu, 28 November 2010

Pengalaman Mengesankan


Pada saat aku berumur antara 5-6 tahun, saat itu aku sedang libur akhir tahun ajaran, dari TK akan menginjak kelas 1 SD. Aku senang sekali karena selama liburan bisa setiap hari bermain bersama teman-teman disekitar rumah.

Suatu hari aku bersama kakak & teman-teman bermain dirumah Ari temanku. Kebetulan rumahnya sedang direnovasi & membangun lantai atas. Saat itu kedua orang tua kami masing-masing sedang pergi bekerja dan hanya ada pembantu di rumah sehingga kami bermain tanpa pengawasan. Tanpa sepengetahuan orang dewasa kami naik ke lantai atas yang belum selesai dibangun.

Dilantai atas kami menemukan sebuah lubang besar ditembok. Penasaran, kakak menyuruhku masuk ke lubang tersebut. Tanpa pikir panjang aku pun masuk kedalam lubang tersebut. Ternyata ada sebuah ruang yang cukup luas. Disitu aku bisa duduk disebuah kayu yang melintang dengan kaki menggantung karena kakiku tidak sampai ke alas/lantai yang ada dibawah kakiku.

Aku penasaran pada alas dibawah kakiku dan ingin menjangkaunya dengan kaki, tetapi kakiku tidak cukup panjang. Rasa penasaranku sangat kuat sehingga akhirnya aku melompat turun menuju alas tersebut, ternyata alas itu adalah tripleks atau plafon. Akhirnya tubuhku terhempas ke plafon dan jatuh terjerembab di ruang dapur dalam posisi telentang. Tingginya kira-kira 4 meter dari kayu tempat aku duduk sampai ke lantai dapur. Sepertinya aku mengalami pingsan beberapa menit, aku kemudian diantar pulang oleh kakak . Aku merasakan pusing dan sakit yang luar biasa di kepalaku.

Di rumah aku disambut oleh si mbak, tapi rupanya dia tidak mendapat cerita yang jelas sehingga saat melaporkan kecelakaan tersebut kepada ibu, ibu hanya menyuruhnya mengobatiku dengan thrombophob dan betadine. Ibu baru terkejut setelah diberi tahu oleh ibu Ari yang mendapat laporan dari Ari bahwa aku jatuh dari plafon rumahnya.

Ibu langsung pulang dan tancap gas dari tempat kerjanya dan segera membawaku ke rumah sakit. Saat itu ayahku sedang berada diluar kota. Setelah dikabari ibu, ayah pun segera pulang dan menengokku dirumah sakit.

Untung aku tidak mengalami patah tulang maupun kepalaku bocor, aku hanya mengalami memar dikepala atau benjol. Memarnya kira-kira sebesar telur angsa. Akhirnya aku dirawat di rumah sakit untuk keperluan observasi oleh dokter. Setelah melalui pemeriksaan yang banyak dan tidak ditemukan sesuatu yang membahayakan aku diperbolehkan pulang dan dirawat di rumah oleh ibu. Alhamdulillah aku masih hidup sampai sekarang atas izin Allah SWT.

Pesan moral dari ceritaku ini adalah, berhati-hatilah jika ingin melakukan sesuatu hal yang belum kita ketahui secara jelas, karena bisa membuat kita celaka. Lebih baik tanyakan dulu kepada orang tua kita sehingga kita tidak terlanjur melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Itu merupakan pengalaman yang paling mengesankan bagiku :)

MIMPI SANG GARUDA



Sinopsis:
Bayu, seorang anak berumur 11 tahun yang sangat menyenangi sepak bola. Saat besar nanti bayu ingin menjadi seorang pemain sepak bola seperti ayahnya. Tetapi kakek Bayu yaitu Pak Usman melarang Bayu untuk menjadi pemain sepak bola, karena menurut Pak Usman dengan menjadi pemain sepak bola, Bayu tidak akan sukses, seperti ayah Bayu yang hanya menjadi sopir taksi setelah cedera pada pahanya saat menjadi pemain sepak bola. Pak Usman menginginkan Bayu bekerja di Pertamina, karena menurut Pak Usman bekerja dipertamina bisa mendapat gaji yang lebih besar dibandingkan menjadi pemain sepak bola. Bayu tidak begitu saja mengiyakan perkataan kakek, karena tekad Bayu sudah bulat untuk menjadi pemain bola, lebih lagi Bayu mempunyai Heri, sahabat yang selalu mendukung Bayu.

• Latar:
o Tempat : Sekolah, Lapangan, Rumah
o Waktu : Sekolah: Pagi Hari , Lapangan: Sore Hari , Rumah: Sore Hari
o Suasana: Sekolah: Suasana sedih saat mendengar berita bahwa Erwin meninggal, Lapangan: Suasana tegang saat pencuri ingin mengambil tas Pak Darman, Rumah: Suasana senang saat Bayu mendapat hadiah Sepatu Bola dari Pak Darman

Penokohan
o Protagonis (+):
1. Bayu:
• Baik, karena dia suka menolong orang, terbukti pada hal. 69 Bayu ingin menolong Heri untuk menyembuhkan gagapnya
• Suka menolong, dia pernah menolong Pak Darman saat laptopnya dicuri terdapat pada hal.46


2. Heri:
• Baik, dia membelikan Bayu tiket nonton sepak bola, dan memberikan minuman kepada pemain kesebelasan sekolahnya. Terdapat dalam hal. 106 & 83
• Pendiam, dia sangatlah pendiam jika bertemu dengan teman/orang baru. Terdapat dalam hal. 19

3. Bang Ali (Bapak Bayu)
• Baik, selalu tepat waktu untuk menjemput Bayu, terdapat pada hal. 28

4. Ibu Bayu
• Ramah, ibu selalu ramah dalam berbicara, terdapat pada hal. 90
• Baik, ibu senantiasa menenangkan Bayu jika Bayu mendapat kesulitan, terdapat pada hal.96

5. Amelia
• Berani, ia berani membongkar rahasia kesebelasan SD Teladan yang membayar Edward, kakak Amelia untuk bergabung di kesebelasan SD Teladan terdapat pada hal. 87
• Suka menolong, ia mau menolong Heri dengan merekam suara nyanyiannya yang merdu untuk menyembuhkan gagap Heri terdapat pada hal. 91

• Antagonis (-)
1. Pak Usman (Kakek Bayu)
• Menentang kemauan Bayu untuk menjadi pemain sepak bola, terdapat pada hal. 34



• Amanat : Mimpi itu bisa menjadi kenyataan apabila kita bersungguh-sungguh untuk meraihnya

• Cerita versi pemakalah:
Jika saya yang membuat novel tersebut, saya akan merubah Kakek Bayu menjadi Kakek yang baik yang senantiasa mendukung Bayu. Jadi ceritanya, ada seorang anak bernama Dwiki, ia ingin menjadi pemain sepak bola yang bisa terkenal hingga manca negara. Kemampuan ia bermain sepak bola pun juga baik. Apalagi kakeknya yang bernama Kakek Ali senantiasa mendukung Dwiki. Saat disekolah ia sering bermain bola bersama teman-temannya yaitu Bayu dan Faiz. Tetapi ada sekumpulan anak-anak disekolah Dwiki yang tidak menginginkan Dwiki menjadi pesepak bola yang terkenal. Mereka selalu menggagalkan rencana Dwiki untuk menjadi pemain sepak bola terkenal. Mereka adalah Baim, Aziz, dan Jum. Saat Dwiki kursus di club sepak bolanya, Baim, ketua geng pun kursus disana. Baim selalu berbuat curang dengan mencelakai Dwiki dalam pertandingan. Tetapi Dwiki tetap teguh dalam mengapai cita-citanya tersebut, yaitu menjadi pemain sepak bola yang terkenal. Lebih lagi Dwiki mempunyai Bayu dan Faiz yang selalu mendukungnya.


Si Lugu dan Si Malin Kundang

· Sinopsis

Seorang kakek tua dari desa datang dari desanya ingin menemui anaknya yang tinggal di kota, tetapi seorang sekuriti dan polisi lalu lintas menghalau jalan masuk kakek ini untuk menemui anaknya. “Tidak masuk akal bapak adalah ayah dari seorang penghuni rumah mewah ini” ujar Polisi Lalulintas. “Jadi kalian tidak mengijinkan aku untuk mencari anakku, dan kalian tidak percaya bahwa aku adalah orang tua dari seorang penghuni rumah mewah ini? Kau adalah masyarakat Malin Kundang, kau akan menjadi batu!” ujar kakek kepada polisi tersebut. Polisi itu tersenyum & tertawa, ia menganggap bahwa itu hanya lelucon. Setelah itu datang orang kaya beserta mobil mewahnya ingin memasuki rumahnya, mobil itu berhenti di depan kakek dan polisi tersebut, benar, ternyata yang didalam mobil itu adalah orang kaya, anak dari kakek itu, langsung ia dan istrinya membawa kakek ke dalam mobilnya. Setelah masuk ke dalam mobil kakek berkata “Malin Kundang” kepada polisi.

Orang kaya itu mengajak ayahnya untuk berjalan-jalan di kota yang sedang terguyur hujan. Pada saat di perempatan lampu merah, istri orang kaya tersebut mengatakan kepada sopir “Aman pak, jalan saja” “Jangan. Kita harus patuh terhadap lalu lintas, lihat polisi itu. Dia hormat kepada kita.” “Itukan Patung”. Kakek tua itu mendengar percakapan anak dan menantunya. Dia iba melihat Polisi Patung itu. Tiba-tiba ia tersentak “Ya Allah. Polisi itu..., menjadi batu...”

· Penokohan

o Protagonis (+)

1. Kakek Tua:

ü Beliau datang baik-baik dan tidak memaksa untuk menemui anaknya tetapi dihalau oleh penjaga dan polisi lalulintas tersebut.

2. Orang Kaya:

ü Mengakui bahwa kakek tua itu adalah ayahnya, tidak durhaka terhadap ayahnya sendiri

ü Baik, mau mengajak orangtua nya jalan-jalan keliling kota

3. Istri Orang Kaya

ü Mengakui bahwa kakek tua itu adalah mertuanya sendiri

o Antagonis (-)

1. Polisi Lalulintas

ü Menghalau masuknya kakek yang bermaksud baik untuk mecari anaknya yang tinggal di rumah mewah tersebut

ü Tidak sopan terhdapat orang yang lebih tua

2. Sekuriti Rumah Mewah

ü Menghalau masuknya kakek yang bermaksud baik untuk mecari anaknya yang tinggal di rumah mewah tersebut

· Latar

o Tempat: Di depan rumah mewah, dijalanan kota

o Waktu : Siang hari

o Suasana: Di depan rumah: Tegang, karena kakek tidak diizinkan

masuk oleh polisi sehingga saling beradu argumentasi

Di jalanan kota : Sedang hujan lebat

· Pesan yang ingin disampaikan pengarang

o Walaupun kita sudah menjadi orang kaya, kita tidak boleh melupakan orang tua kita sendiri

o Jika kita sudah menjadi orang yang berkecukupan, selayaknya kita mencukupi kebutuhan orang tua kita

o Penegak hokum seharusnya bersikap obyektif dalam menyelesaikan permasalahan

· Meneruskan cerita

Seorang kakek tua dari desa datang dari desanya ingin menemui anaknya yang tinggal di kota, tetapi seorang sekuriti dan polisi lalu lintas menghalau jalan masuk kakek ini untuk menemui anaknya. “Ada apa ini?” Tanya polisis lalu lintas. “ini pak, ada kakek memaksa masuk ke perumahan mewah ini” ujar sekuriti tersebut “Bapak ini pasti dari kampong, terlihat dari barang bawaanny” kata polantas. Polisi melihat kearah kepala ayam yang matanya memerah, paruhnya ternganga dan kerongkongan bergerak-gerak mengatur napas. “Ayam ini tidak boleh dibiarkan hidup, kukira ia membawa virus” Akhirnya ayam itu dibakarnya bersama sekuriti tersebut. “Maaf bapak ini terpaksa saya lakukan” Kata polisi “Aku akan mendatangi rumah anakku yang kau bilang rumah mewah ini” Kata kakek “O..Tidak masuk akal bapak adalah ayah dari seorang penghuni rumah mewah ini” ujar Polisi Lalulintas. “Jadi kalian tidak mengijinkan aku untuk mencari anakku, dan kalian tidak percaya bahwa aku adalah orang tua dari seorang penghuni rumah mewah ini? Kau adalah masyarakat Malin Kundang, kau akan menjadi batu!” ujar kakek kepada polisi tersebut. Polisi itu tersenyum & tertawa, ia menganggap bahwa itu hanya lelucon. Setelah itu datang orang kaya beserta mobil mewahnya ingin memasuki rumahnya, mobil itu berhenti di depan kakek dan polisi tersebut, benar, ternyata yang didalam mobil itu adalah orang kaya, anak dari kakek itu, langsung ia dan istrinya membawa kakek ke dalam mobilnya “ayo ayah”. Setelah masuk ke dalam mobil kakek berkata “Malin Kundang” kepada polisi. “Tadi ayah membawa ayam, tapi telah dibunuh dan dibakar oleh mereka” kata kakek. “Maafkan mereka ayah, ayam hidup tidak boleh dibawa masuk.” Kata anaknya.

Akhirnya, orang kaya dan istrinya tersebut mengajak bapaknya berjalan-jalan mengelilingin kota. Diperjalanan ia bertemu dengan polisi itu kembali, dan sempat ia membuka jendela mobil dan berkata kepada polisi tersebut “Malin Kundang”. Polisi tersebut malah tertawa, karena ia menganggapnya lelucon.

Setelah sampai di rumah, mereka menemui kakek tua lain yang berada di depan rumahnya. Orang kaya itu berkata “itu ayah? Ya itu ayah!” Ternyata setelah dilihatnya, ayah yang sebenarnya adalah yang baru saja datang pagi ini, dan orang yang dianggap ayah itu adalah kembaran dari ayah yang sebenarnya. Kakek tua itu berkata “terimakasih telah menemani anakku sesaat aku dalam perjalanan pulang” “sama-sama saudara ku” ucap kembanarannya.

Setelah polisi itu sampai di rumahnya, ia sempat berpikir “mengapa orang tua itu mirip ayah ku ya?” ia bingung bukan kepalang. Esok harinya, ia mendatangi rumah orang kaya itu lagi untuk menemui orang yang dianggapnya mirip dengan ayahnya. Lalu orang tua yang ternyata bukan ayah dari orang kaya tersebut mendatangi polisi tersebut terlebih dahulu, dan ia berkata “kau durhaka, kau hanya melihat orang dari fisiknya saja. Padahal aku ini bapak mu nak, bapak mu! Dasar kau masyarakat Malin Kundang! Ku kutuk kau jadi batu!” “Maaf, maaf kan aku ayah, aku tidak sengaja” ujar polisi tersebut. Karena kesabaran kakek tua itu sudah habis, akhirnya ia kutuk anaknya yang durhaka itu menjadi batu, dan dengan seketika tubuhnya terasa sangat berat dan seluruh anggota tubuhnya tidak bisa digerakan.

Pengalaman Saat AKTUAL

Pada hari selasa, 26 Oktober 2010 aku dan teman-teman ku disekolah pergi ke TMII untuk melaksanakan AKTUAL. Pada saat itu, aku naik bis bersama teman-teman sekelas ku. Di Bis, seru sekali! Kita bermain, bercanda bersama. Kebetulan, di bis tersebut terdapat TV yang bisa dibuat karaoke, ya jadi teman-teman ku langsung ikut bernyanyi menyanyikan lagu-lagu saat perjalanan.

Setibanya di TMII, aku berpisah dengan teman-temanku, mereka akan mengunjungi tempat yang lain. Aku kelompok 5, mengunjungi Dunia Air Tawar di TMII. Aku bersama kelompokku langsung membentuk barisan di depan pintu masuk. Setelah masuk, kita melihat-lihat keadaan disana. Ternyata, tempatnya bagus sekali. Terdapat banyak akuarium yang berisi ikan-ikan khusus ikan air tawar. Aku paling terkagum saat melihat Arapaima Gigas, itu adalah ikan air tawar terbesar didunia! Panjangnya bisa sampai 5 Meter, dan beratnya bisa mencapai 300Kg! Setelah itu, aku melihat ikan yang lain.. Ada Aligator, Piranha, Arwana, Gurame, dll. Aku juga melihat tempat khusus Arwana Kelainan Genetik. Disana terdapat arwana yang bentuknya aneh-aneh, seperti arwana berkepala dua, kembar siam, dll. Setelah selesai melihat lihat, kami keluar dan masuk kedalam bis

Setelah itu, kami foto-foto kelas terlebih dahulu, asyik! Seru!! Setelah itu kami disuruh membuat gantungan kunci dari kuningan. Nah cara bikinnya tuh, kuningannya di gambar/tulis dulu pake drawing pen, kalau udah nanti dicelupin berkali-kali di gelas yang berisi air, gak tau itu air apa. Masalahnya, bajuku ketumpahan air itu, sehabis dicelupin kuningan, airnya ajdi warna kuning juga, jadi bajuku ada warna kuningnya deh, gak bisa ilang lagi. Tetapi, AKTUAL itu seru banget, menambah ilmu pengetahuan, menjalin silaturahim lebih dekat, dll. Pokoknya seru!!

Begitulah pengalana saya saat aktaul !!