Minggu, 22 Mei 2011

Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani

Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan.

Ia sudah ditakdirkan menjadi syaikh ketika ayahnya bermimpi bahwa Allas SWT akan memberikan momongan kepadanya yang tingkatannya lebih tinggi dari pada yang lain

Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad, meninggalkan tanah kelahirannya dan ibunya sendiri untuk mempelajari ilmu islam dan
Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh.

Ia banyak memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana.
Banyak orang yang bertaubat karna mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam dan Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.

Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.


Watak Syaikh Abdul Qodir Al Jailani adalah ia orang yang sabar dan tabah, ia rela meninggalkan orang tuanya sendiri, ia juga merupakan orang yang rajin belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Ia sudah diutus untuk menjadi Syaikh sejak bapak kandungnya Abu salih bin Abdullah Bermimpi bahwa Rasullulah SAW bersabda bahwa Allah SWT akan memberikan anak kepadanya yang anak tersebut adalah keturunan dari Rasullulah, dan derajatnya lebih tinggi derajatnya daripada orang lain, yaitu menjadi seorang Syaikh.

Abdul Qadir juga merasakan bahwa ia memang benar adalah seorang syaikh yang diutus
oleh Allah SWT. Sehingga ia ingin mencari banyak ilmu dan merantau pergi ke Baghdag
Itulah perjuangan seorang utusan Allah SWT yang senantiasa mencari ilmu untuk masyarakat yang masih dilanda kebodohan/ketidak pastian dalam hidup.

1 komentar: